Monday, January 30, 2012

Gesrek

Gesrek adalah sebuah kesenian yang mirip dengan kesenian debus yang sudah lama berkembang di Kecamatan Pamilihan, terutama di Kampung Komongan, Desa Pakenjeng. Dalam kesenian ini, ada beberapa atraksi yang bernuansa magis, misalnya mempertontonkan orang yanvg tahan pukul, kebal senjata tajam atau tahan dengan panasnya api.



Kesenian ini sering juga disebut dengan bubuang pati yang artinya menaruhkan nyawa karena memang orang yang melakukan kesenian ini memiliki keberanian yang sangat kuat dan juga berani menaruhkan nyawanya. Namun demikian, kesenian ini sangatlah religius. Doa-doa yang diucapkan oleh para pemain kesenian ini berasal dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.


Tidak jelas asal-usul kesenian ini sehingga diberi nama gesrek. Sementara itu, “gesrek” atau “pagesrek” dalam bahasa sunda memiliki arti yaitu dua benda keras yang saling bergesekan. Memang, ketika atraksi-atraksi kesenian ini dimulai, para pemain menggesek-gesekan berbagai benda  keras dan tajam. Karena tubuh para pemain gesrek yang kebal, maka benda-benda tajam dank eras tersebut tidak melukai tubuhnya, melainkan hanya sekedar “pagesrek saja”. Dan kemungkinan besar, nama dari kesenian ini diambil dari atraksi-atraksinya itu.

sumber : pariwisata.garutkab.go.id
Pemain gesrek yang menggesekan golok pada badannya 


Kesenian ini biasanya terdiri dari 10 orang pemain yang dibantu oleh 4-7 orang yang bertugas untuk menyediakan peralatan, serta menjaga keamanan pertunjukan. Biasanya kesenian ini diiringi dengan kendang penca. 

Sehari sebelum pertunjukan dilakukan, ketua dari kesenian ini harus menyediakan sesajen berupa kelapa muda, telur, rujak roti, rujak asam, rujak kelapa, pisang mas, nasi tumpeng dan cerutu. Dan pada saat pertunjukan, peralatan harus digelar terlebih dahulu untuk kemudian diberi mantra/doa agar Tuhan memberikan keselamatan selama kesenian ini dilakukan. 

Setelah doa dibacakan, masuklah seorang pemain mempertunjukan jurus-jurus pencak silat. Sesaat kemudian, pemain ini akan dirasuki arwah dan melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan menyeramkan. Jika sudah demikian, para pemain lainnya akan masuk ke arena dan melakukan hal yang sama.

Kemudian, ketua kesenian gesrek kembali mengucapkan mantra-mantra agar arwah yang merasuki para pemain agar segera keluar. Dan setelah itu, para pemain gesrek pun akan kembali sadar. Lalu alat-alat yang sebelumnya digelar, kemudian dilemahkan. Golok yang awalnya tajam, menjadi tumpulatau bamboo yang keras menjadi lunak. Setelah itu tetabuhan dibunyikan diiringi dengan shalawat nabi. Dimulailah atraksi-atraksi yang mirip pertunjukan debus, misalnya menusuk-nusuknan golok pada perut, memukul kepala dengan bambu, atau berguling di atas bara api.

sumber : indotravelers.com
Pemain gesrek yang memukulkan bambu yang keras pada kepalanya


Kesenian ini sering ditampilkan dalam kegiatan Agustusan, atau sengaja diundang untuk memeriahkan berbagai hajatan. Hingga saat ini tercatat ada beberapa grup kesenian gesrek dan sangat berpotensi untuk dijadikan wisata budaya.  

0 comments:

Post a Comment