Kesenian yang berasal dari Kampung Babakan Garut, Desa Cisero, Kecamatan Cisurupan ini merupakan kesenian yang menggabungkan dua kesenian tradisional yaitu kesenian terebang dan kesenian angklung Badud. Kesenian ini belum berumur terlalu tua. Konon kesenian ini tercipta atas prakarsa Rukasah, yang pada tahun 1968 yang menjabat sebagai Kepalan Seksi Bidang Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Garut.
Pemain bangklung seluruhnya berjumlah 27 orang yang masing-masing membawa alat musik yang berbeda-beda. Sehingga jika dilihat dari alat musik dan jumlah pemainnya, bangklung bisa dikategorikan sebagai kesenian helaran yang melibatkan banyak orang.
Kesenian ini terdiri atas lima buah terebang yaitu terebang anak, terebang kempring, terebang tempas, terebang bangsing, dan terebang indung yang berfungsi sebagai goong. Juga terdiri atas 9 buah angklung yaitu dua angklung ambruk, 2 tempas/pancer, 4 buah angklung roel, dan sebuah angklung engklok. Selain itu juga, kesenian ini menggunakan batok kelapa dan 2 buah keprak yang terbuat dari bambu.
Sementara itu, lagu yang dibawakan dalam kesenian ini antara lain adalah lagu kacang buncis, ya maulana, anjrog, dan soleang. Lagu-lagu tersebut terkadang diselingi dengan beluk.
Kesenian ini sering ditampilkan dalam bermacam-macam acara misalnya untuk mengiringi acara ampih pare, yaitu mengangkut padi ke lumbung.Kemudian dalam mengarak anak yang akan dikhitan. Dan masih banyak acara lain yang diiringi oleh bangklung.
0 comments:
Post a Comment