Hujan deras yang menguyur kawasan Garut Selatan, Jawa Barat, tidak hanya menyebabkan banjir bandang. Namun juga mengakibatkan sebuah tebing di Desa Kertamukti, Kecamatan Cikelet, ambrol dan menewaskan tiga warga.
“Dari laporan salah satu kepala desa yang saya terima, ada satu keluarga tewas karena rumahnya tertimpa longsoran tebing. Namun saya belum bisa mendata korban yang tewas karena di sini listrik padam. Keadaan di Kecamatan Cikelet gelap gulita,” kata Camat Cikelet Drs Rosyidin, Jumat (6/5/2011).
Menurut Rosyidin, longsor terjadi bersamaan saat banjir bandang melanda Kecamatan Cikelet serta dua kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Cibalong. “Sampai sekarang pihak Muspika masih melakukan upaya pencarian,” ungkapnya.
Hujan deras juga mengakibatkan ratusan rumah warga di Kecamatan Pameungpeuk, Kecamatan Cibalong, dan Cikelet, diterjang banjir bandang petang tadi. Akibatnya, ribuan warga yang tersebar dari tiga kecamatan tersebut diungsikan ke beberapa tempat aman.
Camat Pameungpeuk Sardiman Tandjung menyebutkan, permukiman di Kecamatan Pameungpeuk yang paling parah terendam banjir berlokasi di Kampung Sukapura dan Kampung Bintara, Desa Mandalakasih. Dia menyebutkan, dua rumah warga di Kampung Sukapura hanyut terbawa arus Sungai Cipaleubuh.
“Kampung Sukapura memang terletak di pinggiran Sungai Cipalebuh. Sementara belum ada korban jiwa dalam peristiwa hanyutnya rumah ini. Saat ini, kami terus melakukan evakuasi terhadap warga,” katanya.
Di Kampung Sukapura sendiri rumah yang terendam setidaknya mencapai 102 rumah. Sedangkan di Kampung Bintara, jumlah rumah yang terendam terendam kurang lebih berjumlah 70 buah.
“Kejadiannya terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Memang, hujan deras di sini sudah terjadi sejak pukul 16.00 WIB. Banjir ini terjadi karena Sungai Cipalebuh meluap dan tidak bisa menampung air,” paparnya.
Kapolsek Pameungpeuk Kompol Khaswendi, mengatakan pihaknya telah menerjunkan anggotanya ke sejumlah kampung untuk membantu proses evakuasi dan pendataan. Dijelaskan dia, air yang merendam dua kampung itu memiliki ketinggian bervariasi.
“Di Kampung Sukapura ketinggian airnya sampai lutut orang dewasa. Sedangkan di Kampung Bintara hanya sampai mata kaki saja. Pendataan yang kami lakukan menemui kendala karena aliran listrik di sini padam,” ungkapnya.
Sementara itu, banjir bandang di Kecamatan Cibalong juga merendam sejumlah rumah warga di dua kampung Desa Mekarsari, yakni Kampung Ciawi dan Kampung Bangbayang. Kepala Desa Mekarsari Ahmad Sutisna menyebutkan, banjir di kampung Ciawi merendam 50 rumah, sedangkan di Kampung Bangbayang sebanyak 30 buah rumah terendam.
“Aliran listrik di Kecamatan Cibalong juga ikut padam. Penyebabnya, salah satu tiang listrik di Kampung Bangbayang, Desa Mekarsari, roboh karena banjir bandang,” katanya.
Rifa Putri Julianti (26), warga Kampung Ciawi RT 03 RW 01, Desa Mekarsari, menuturkan, salah satu tempat penggilingan padi milik warga di kampungnya ikut terendam. “Tidak hanya itu, ratusan hektar sawah milik warga yang siap panen juga hancur,” tuturnya.
Di Kecamatan Cikelet, banjir merendam dua desa, yaitu Desa Cikelet dan Desa Cijambe. Ridwan, warga Kampung Cikelet RT 01 RW 01, Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet, menuturkan banjir bandang telah mengisolir alun-alun Desa Cikelet dan Cijambe.
Banjir bandang di Kecamatan Cikelet juga setidaknya telah memutuskan jembatan penghubung antara Desa Cikelet dan Desa Cijambe. Penyebabnya, kata dia, tidak lain karena air dari muara Sungai Cipasarangan di Kampung Cikelet meluap.
0 comments:
Post a Comment