Yaitu sebuah batu galian yang kemudian dijadikan sebagai batu hias yang banyak diproduksi di daerah Caringin dan Bungbulang. Batu ini memiliki banyak sekali jenisnya diantaranya yaitu Krisoprasatau yang sering disebut Jamrud Garut, lalu native copper, jasper, kriskola, agate, kuarsa dan fosil kayu pancawarna.
Batu- batu yang semula terlihat biasa-biasa saja, menjadi batu yang sangat indah yang disukai oleh masyarakat yang terlebihdahulu dilakukan proses pengolahan yang biasanya dilakukan dengan cara memolesnya dengan sangat rapih yang kemudian dibentuk menjadi bentuk batu liontin untuk hiasan cincin, giwang, kalung, dan sebagainya. Batu Aji yang banyak dicari atau yang popular adalah Batu Aji yang memiliki warna hijau muda.
Banyak sekali industry rumahan yang mengolah batu aji secara tradisional yang menggunakan alat sederhana. Namun sebenarnya, peluang investasinya sangat tinggi. Di pasar mancanegara, misalnya krisorpas bias mencapai harga US$ 300/Kg dan fosil kayu pancawarna US$ 25/Kg.
Dari data tahun 2004 tercatat bahwa jumlah unit usaha yang mengolah dan memproduksi batu aji di Kecamatan Bungbulang dan Caringin tercatat ada sekitar 69 unit dengan nilai investasinya sebesar 64 juta rupiah. Unit-unit tersebut dalam setahun mampu mencapai nilai produksi sebesar Rp. 2.559.375,- dengan tenaga kerja mencapai 220 orang.
0 comments:
Post a Comment