Monday, April 11, 2011

Anwar Musaddad

          Bagi orang Garut, nama sekolah Musadaddiyah udah gak asing di telinga. Itu tuh yang adanya di Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Nama lengkapnya Yayasan Pendidikan AL-Musadaddiyah Garut yang membuka lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Musadaddiyah juga gak hanya dikenal sama mereka yang tinggal di kota, tapi juga sama masyarakat yang
tinggal di pelosok pedesaan. Sekolah ini menggabungkan pola pesantren dan pendidikan modern.
          Nama sekolah ini diambil dari nama pendirinya sendiri, yaitu Profesor Kyai Haji Anwar Musaddad yang merupakan tokoh pendidikan yang cukup dikenal ditingkat masyarakat, BTW siapa tuh Anwar Musaddad itu ?
          Anwar Musaddad adalah putra kelahiran Garut yang lahir tanggal 13 April 1910. Semasa kecilnya ia bernama Dede Masdiad. Saat berusia 4 tahun Dede sudah menjadi anak yatim. Ia tinggal bersama ibu dan neneknya yang pada waktu itu mengelola usaha batik Garut dan dodol Kuraetin.
          Karena bukan merupakan keturunan menak yang bisa melanjutkan sekolah, ia tidak bisa melanjutkan pendidikan di lembaga pendidikan formal untuk anak bumi putra. Ia terpaksa harus meljutkan sekolahnya ke HIS Kristen di Sukabumi. Saat Dede berada di Sukabumi, ia belajar mengaji kepada Ustad Sahroni. Setelah menamatkan MULO, Dede melanjutkan studinya ke AMS Kristen di Jakarta.
          Karena selama dua tahun bersekolah di AMS, keluarga Dede kerap mendengar Dede keluar masuk Gereja, akhirnya keluarga Dede memutuskan untuk memulangkan Dede ke Garut. Keluarga Dede yang beragama Islam hawatir kalau Dede berubah Iman.
          Setelah keluarganya memetuskan untuk memulangkan Dede, kemudian dikirimkanlah dia oleh keluarganya ke pesantren Cipari yang saat itu di pimpin oleh Kyai Harmaen yang merupakan salah seorang tokoh Sarekat Islam yang sangat berpengaruh. Sejak (belajar disana) saat itulah Dede berganti nama menjadi Anwar Musaddad.
          Selama belajar di pesantren, Anwar sangat giat dalam mendalami bahasa Arab. Ia kemudian pindah ke Jakarta. Atas bantuan Kyai Harmaen, di Jakarta ia menumpang di rumah H.O.S. Cokroaminoto (yang juga salah seorang tokoh Sarekat Islam yang juga merupakan tokoh pergerakan nasional) sambil membantu koran Fajar Asia.
          Tahun 1930, ia mengantarkan ibu dan Neneknya ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Namun setelahnya Anwar tidak langsung pulang. Ia belajar di madrasah Al-Falah Mekah sampai akhirnya menikahi Mastakul Millah, anak seorang Mukmin dari Ciparay, Bandung. Disana juga ia memperdalam ilmu agama Islam dari beberapa Syeh dan ulama terkenal di Masjidil Haram.
          Selama 11 tahun ia berada di Saudi Arabia, akhirnya ia kembali ke Indonesia. Ia giat melakukan Tablig ke berbagai tempat. Pada saat Jepang berkuasa di Indonesia, Anwar ditunjuk menjadi Kepala Kantor urusan Agama untuk wilayah Priangan. Selain itu ia juga menjadi Ketua Mayumi derah Priangan. Namun ketika revolusi berlangsung, Musaddad bergabung dengan tentara Hisbullah dan memimpin pasukan bersma-sama dengan K.H. Jusuf Jusuf Tauzirie. Bahkan iajuga sempat ditawan oleh Belanda.
          Setelah Indonesia benar-benar berdaulat, Anwar Musaddad diberi tugas oleh Menteri Agama untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negerei (PTAIN) di Yogyakarta. Sesudah PTAIN berdiri, Musaddad menjadi dosen matakuliah bahasa Arab dan dakwah disitu. Tahun 1960, Anwar kembali diberi tugas untuk mendirikan dan mengelola Institut Agama Islam Negeri Sunan Gunung Djati di Bandung yang sekarang bernama UIN. Beliau juga ditunjuk sebagai rektornya yang pertama pada tahun 1968. Selain itu beliau juga ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi anggota panitia penerjemahan dan tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia dan Sunda. Selain itu, beliau juga aktif di NU (Nahdlatul Ulama).
          Setelah pensiun, Musaddad mendirikan pesantren Al-Musadaddiyah di Garut, yang awalnya membuka fakultas syariah. Kini lembaga pendidikan tersebut juga membuka SMA, SMP, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK, Tk Al-Qur’an, PGSD/MI dan STTG (Sekolah Tinggi Teknologi Garut).
          Anwar Musaddad wafat di Garut pada tanggal 21 Juli tahun 2000. Dan jenajahnya dimakamkan di kompleks pesantren Al-Musadaddiyah. 

0 comments:

Post a Comment